Dunia Hari Ini: Israel Membunuh 250 Warga Palestina di Gaza Setiap Hari
Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, edisi 12 Januari 2024.
Kami sudah merangkum berita utama dari sejumlah negara, yang kita awali dengan laporan terkini dari Gaza, Palestina.
Israel membunuh 250 warga Palestina setiap hari
Menurut laporan Oxfam, militer Israel membunuh warga Palestina di Gaza rata-rata 250 orang per hari, menjadikannya konflik mematikan di abad ke-21.
Tercatat bahwa angka kematian warga Palestina di Gaza per hari lebih tinggi dibandingkan dengan konflik di Suriah (96,5 kematian per hari), Sudan (51,6), Irak (50,8), Ukraina (43,9), Afghanistan (23,8) dan Yaman (15,8).
"Skala dan kekejaman yang dilakukan Israel di Gaza benar-benar mengejutkan. Selama 100 hari masyarakat Gaza mengalami penderitaan. Tidak ada tempat yang aman dan seluruh penduduk berisiko kelaparan," kata Sally Abi Khalil, direktur Oxfam untuk Timur Tengah.
Status gawat darurat di Papua Nugini
Pemimpin Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari di ibu kota, Port Moresby, setelah 15 orang tewas dalam kerusuhan ketika warga turun ke jalan, menjarah dan membakar toko-toko.
Perdana Menteri James Marape mengumumkan lebih dari 1.000 tentara bersiaga "untuk turun tangan jika diperlukan" berdasarkan keputusan darurat tersebut.
PM Marape mengatakan sudah memberhentikan seorang kepala polisi serta birokrat penting di departemen keuangan dan perbendaharaan, serta akan menyelidiki penyebab kerusuhan.
Kekerasan terjadi di Port Moresby sejak hari Rabu, setelah sekelompok tentara, petugas polisi dan penjaga penjara menggelar protes karena pemotongan gaji yang tidak jelas.
Protes untuk mereformasi pendidikan
Ribuan mahasiswa Yunani berunjuk rasa di Athena dan kota-kota lainnya, memprotes rencana reformasi pendidikan yang memungkinkan akan ada universitas swasta.
Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis, yang memenangkan masa jabatan kedua tahun lalu, diperkirakan akan mengajukan rancangan undang-undang ke parlemen bulan ini yang akan mengizinkan universitas swasta beroperasi di Yunani.
Banyak yang merasa langkah ini akan menurunkan gelar akademis dari universitas negeri di Yunani, serta sistem swasta tidak akan memberikan kesempatan bagi warga tidak mampu.
"Ini akan menghancurkan kehidupan kita sehari-hari, terkait bagaimana kita bisa mendapatkan pekerjaan setelah kita lulus," ujar Christina Iliopoulou, seorang mahasiswi yang ikut berunjuk rasa.
Belasan terluka akibat serangan Rusia
Dua rudal Rusia menghantam sebuah hotel di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, melukai 13 orang termasuk dua jurnalis asing.
Serangan terjadi ketika Rusia dan Ukraina saling menuduh penyebab jatuhnya puluhan warga akibat serangan yang meningkat tajam.
"Tiga belas orang terluka," termasuk seorang warga negara Turki dan seorang warga Georgia, kata kantor kejaksaan agung.
"Dua rudal menghantam sebuah hotel di pusat Kharkiv. Tidak ada personel militer di sana. Sebaliknya, ada 30 warga sipil," Walikota Igor Terekhov menulis di Telegram.
Kemungkinan Inggris dan AS menanggapi kelompok Houthi
Hari ini, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengadakan rapat kabinet untuk membahas kemungkinan menanggapi serangan kelompok Houthi di Yaman di Laut Merah.
Kantor PM Sunak tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters, sementara Pentagon dan Gedung Putih masing-masing menolak mengomentari laporan tersebut.
"Houthi perlu menghentikan serangan-serangan ini… mereka akan menanggung konsekuensi jika gagal melakukannya," kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby.
Dewan Keamanan PBB menuntut agar gangguan perdagangan global akibat serangan di Laut Merah segera dihentikan.